MENGGALI METODE DAKWAH DALAM TRADISI ISLAM DARI MASA KE MASA
ini menggali tentang metode dakwah dalam tradisi Islam dari masa ke masa. Seorang Muslim dalam menjalankan ajaran agama Islam harus dengan jalan berdakwah yang dalam prosesnya melibatkan unsur-unsur antara lain: da’i (subjek), maaddah (materi), thariqah (metode), wasilah (media), dan mad’u (objek) dalam mencapai maqashid (tujuan) dakwah. Anjuran berdakwah bersumber dalam QS. An-Nahl ayat 125. Metode dakwah terbagi menjadi beberapa medote yakni: (a) metode dakwah bil hikmah, (b) metode dakwah mauidzah al-hasanah, (c) metode dakwah mujadalah. Metode berarti cara atau jalan yang ditempuh, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode digunakan agar manusia merasa ikut berperan dalam menentukan suatu kebenaran, dan memiliki rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa dakwah adalah suatu bentuk komunikasi dari sekian banyak bentuk komunikasi yang menggunakan ajaran Islam dan dalam pelaksanaannya dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang ada dalam ajaran Islam.
Dakwah merupakan bagian yang sangat penting di dalam Islam. Dakwah adalah istilah dalam Islam yang mengacu pada upaya menyampaikan pesan agama Islam kepada orang lain atau masyarakat secara umum. Ini adalah tugas penting bagi umat Islam untuk berbagi ajaran dan nilai-nilai Islam dengan niat baik untuk memberikan pemahaman yang benar tentang agama mereka. Dalam Islam kewajiban untuk berdakwah telah diterangkan dalam Al-Quran dan Hadist. Tujuan utama dari dakwah adalah untuk mengajak orang lain mendekatkan diri dengan Allah dan mengenal Islam. Dakwah dapat dilakukan melalui berbagai metode, termasuk perkataan, tindakan, dan contoh kehidupan yang Islami.
Seiring dengan perkembangan informasi dan komunikasi dakwah juga bisa dilakukan melalui media sosial, penerbitan, kuliah, seminar, dan dialog antaragama. Dakwah harus dilakukan dengan sifat sabar, lemah lembut, dan penuh rahmat. Umat Islam diajarkan untuk bersikap sabar terhadap orang yang mungkin tidak sepaham atau belum mengerti tentang Islam. Terlebih umat Islam datang dari berbagai latar belakang budaya yang berbeda. Dalam hal ini para pendakwah dituntut untuk terus menerus mengembangkan metode-metode dakwah yang mampu mengantisipasi berbagai perkembangan problematika pada jamannya Islam sebagai produk historis dapat diteliti dengan menggunakan pendekatan historis (empiris). Dengan demikian kajian historis sebagai salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mempelajari Islam bertujuan untuk melihat dari segi kesadaran sosial pada perilaku atau pendukung suatu peristiwa sejarah sehingga mampu mengungkapkan banyak dimensi dari peristiwa tersebut. Pendekatan historis dalam studi Islam amat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu turun dalam situasi dan kondisi sosial kemasyarakatan.
Metode dakwah Rasulullah merupakan bentuk metode yang digunakan oleh paran Nabi sebelumnya, ini terlihat bagaimana sejarah nabi Ibrahim, nabi Nuh, nabi Musa dan nabi-nabi lainnya, untuk tahap pertama para nabi menyerukan kepada manusia untuk senantiasa meng-Esakan Allah SWT. Dari metode sebelumnnya itu Rasulullah melengkapinya dengan beberpa metode lain, diantaranya adalah:
a. Metode Dakwah Bi Makarim alakhlak
Metode Dakwah Bi Makarim alakhlak yang dipraktekkan oleh Rasulullah adalah dengan cara menonjolkan kemulian akhlak, seperti misalnya berlaku lemah lembut, tidak berhati kasar, memaafkan, memohankan ampun untuk orang lain, bermusyarawah satu urusan untuk mendapatkan jalan keluar dari setiap persoalan.
Keberhasilan dakwah dengan metode ini telah dibuktikan dalam fakta secara hidup beliau. Ketika Rasul hijrah ke Thaif, Rasul dan seluruh pengikutnya mendapatkan perlakuan yang tidak baik, dan bahkan sangat kejam. Mereka melempari Rasullah hingga mengeluarkan darah. Namun meski pun demikian Rasullah tidak menyimpan dendam bahkan Rasullah memaafkan mendoakan kebaikan untuk penduduk Thaif. Sangat banyak sekali kisah keteladanan dakwah Rasullah yang patut dicontoh.
b. Metode Dakwah ‘Ala Bashirah
Dakwah Rasulullah dengan metode Ala Bashirah adalah metode
dakwah melalui mata hati yang merupakan pemberian Allah kepada Rasul pada tingkatan yang sangat sempurna, sehingga setiap tingkah laku, baik ucapan maupun perbuatan Rasul selalu dipeliara oleh Allah kebenarannya. Lingkup ketajaman mata hati ini meliputi kekuatan persepsi, intelegensi, ilmu dan kearifan, sifat inilah yang dimiliki oleh Rasulullah sehingga aktivitas dakwah yang beliau jalankan berhasil dengan baik.
Kata bashirah juga dapat menunjukkan bahwa dakwah harus dengan ilmu dan dengan perencanaan yang baik. Sehingga untuk penerapannya adalah tidak dengan serta merta, akan tetapi dalam mengemban misi dakwah tersebut perlu menggunkan ilmu, juga dengan suatu perencaan yang matang, yang terencana dan terstruktuur dengan baik.
Berkaitan dengan dampak globalisasi pada tatanan kehidupan
masyarakat, maka dibutuhkan metode yang tepat. Metode berarti rangkaian yang sistematis dan merujuk kepada tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan, dan logis. Dalam melaksanakan suatu kegiatan dakwah diperlukan metode penyampaian yang tepat agar tujuan dakwah tercapai.
Dakwah melalui tulisan dapat diartikan dengan penyampaian
pesan-pesan dakwah atau ajaran agama Islam menggunakan tulisan tertentu untuk disebarluaskan kepada masyarakat. Perkembangan teknologi yang menghasilkan alat atau cara dalam berkomunikasi yang lebih canggih pada masa sekarang dan yang akan datang, seharusnya mendorong pelaksanaan dakwah melalui tulisan semakin berkembang.
Dalam keadaan demikian, tulisan bukan hanya tersajikan dalam kertas atau dicetak pada kertas melainkan dapat pula dituangkan dalam lukisan atau spanduk dan sejenisnya. Tulisan diwadahi pula dalam
bentuk tampilan dalam monitor pada perangkat computer atau layar lain. Walaupun ini disajikan melalui medium alat audio visual, tetap saja pesan itu diwujudkan dulu dalam tulisan.
Comments
Post a Comment